Aku, Tentang Teroris
Oleh: Ayuputrie_
Seiring banyaknya kejadian menimpa dunia ini terkait dengan terorisme. Telinga dan mata ini mendengar dan melihat tak sedikit orang yang mengatakan bahwa Al-Qur'an mengajarkan untuk bunuh diri, untuk melegalkan yang namanya terorisme.
Dan inilah yang ditakutkan bahwa pemahaman sebagian orang salah dalam memahami sebuah ayat atau hadits. Sehingga mudah dimasuki atau dengan mudah menangkap bahwa ayat tersebut benar-benar melegalkan bunuh diri.
Ada beberapa ayat yang dapat kita petik pelajaran di dalamnya, yang pasti banyak dijadikan bahan serangan kepada agama Islam atau bahkan bahan untuk melegalkan bunuh diri itu sendiri.
Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 54, yang artinya:
"Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Hai Kaumku, sesungguhnya kalian telah menganiaya diri sendiri karena kalian telah menjadikan anak lembu (sesembahan kalian), maka bertobatlah kepada Tuhan yang menjadikan kalian dan bunuhlah diri kalian. Hal itu adalah lebih baik bagi kalian pada sisi Tuhan yang menjadikan kalian; maka Allah akan menerima to-bat kalian. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang."
Dan dalam Surah An-Nisa ayat 66 - 70, yang artinya:
"Dan sekalipun telah Kami perintahkan kepada mereka, “Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampung halamanmu,” ternyata mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sekiranya mereka benar-benar melaksanakan perintah yang diberikan, niscaya itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka). Dan dengan demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami. Dan pasti Kami tunjukan kepada mereka jalan yang lurus. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah yang Maha Mengetahui."
Dari ayat di ataslah banyak yang mengatakan bahwa islam itu agama teroris. Padahal ini sama sekali tidak benar.
Kalau mau mengkaji lebih dalam dari ayat-ayat di atas jelas disebutkan bahwa dibolehkannya membunuh diri adalah pada masa Nabi Musa, jauh sebelum Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam hadir di tengah umat.
Di dalam Surah An-Nisa ayat 66 pun jika dicari asbabun Nuzul nya jelas bahwa "sekalipun kami perintahkan" adalah bahasa pengandaian dalam masa sekarang, atau pemakaian "jika" dalam saat sekarang. Dan pada kenyataannya adalah Allah tak lagi melegalkan untuk membunuh diri sendiri setelah kedatangan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.
Ketika Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassalam telah hadir dengan membawa Islam sebagai Rahmatan lil alamin, tak ada lagi pembolehan bunuh diri, seperti tercantum dalam Surah An-Nisa ayat 29 - 30, yang artinya:
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allâh adalah Maha Penyayang kepadamu."
Begitupun disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam dalam Riwayat Bukhari dan Muslim.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau bersabda, “Barangsiapa menjatuhkan dirinya dari sebuah gunung, kemudian membunuh dirinya, maka dia di dalam neraka Jahannam menjatuhkan dirinya dari sebuah gunung, dia tinggal lama dan dijadikan tinggal lama selamanya di dalam neraka Jahannam selama-lamanya. Dan barangsiapa meminum racun kemudian membunuh dirinya, maka racunnya akan berada di tangannya, dia akan meminumnya di dalam neraka Jahannam dia tinggal lama dan dijadikan tinggal lama selamanya di dalam neraka Jahannam selama-lamanya.Dan barangsiapa membunuh dirinya dengan besi, maka besinya akan berada di tangannya, dia akan menikam perutnya di dalam neraka Jahannam, dia tinggal lama dan dijadikan tinggal lama selamanya di dalam neraka Jahannam selama-lamanya”. (HR. Al-Bukhâri dan Muslim; lafazh bagi Al-Bukhâri)
Tidak ada pembenaran dalam Islam Yang telah disempurnakan ini untuk melakukan bunuh diri dalam bentuk apapun.
Kesalahan dalam memahami suatu ayat adalah jalan terburuk untuk ditempuh.
Dan jika terlepas dari syariat, kita larikan ke jalur makrifat, dalam Islam Yang sempurna ini, maka diperbolehkannya "membunuh dirimu" adalah makna bahwa bunuhlah dirimu, bukanlah membunuh dengan sebenarnya atau menghilangkan nyawa dirimu dan orang lain. Karna sejatinya dirimu itu fana, maka bunuhlah dirimu dengan menafikan diri, memfanakan diri, meniadakan diri, maka akan diampuni segala dosa. Manusia, semua makhluk Al-Haq ini fana, karna yang ada hanya Dia Al-Haq.
Manusia adalah Adam yang artinya tiada, lawan dari Wujud yaitu ada yang menjadi milik Allah.
Benar manusia itu melihat, mendengar, berkuasa, berbicara, berkehendak, mengetahui, bahkan hidup.
TAPI sadarkah kita bahwa YANG melihat, YANG mendengar, YANG berkuasa, YANG berbicara, YANG berkehendak, YANG mengetahui, YANG ada hanyalah Allah, hanyalah Al-Haq, tiada Yang lain selain Allah. Hanya kepunyaanNya lah sifat itu. Dan itu sudah kita tauhidkan setiap saat. Laaillaaha Illaallah. Lalu jika kita yang seorang hamba sahaya merasa bahwa kitalah Yang melakukan semuanya, itu adalah sebuah kesalahan.
Secara hukum jelaslah menyalahi dan pelakunya jatuh ke dalam kesyirikan Akbar.
Wallahu A'lam
Semoga kita selalu berada di jalan yang lurus dan selalu dijaga untuk berada di jalan yang benar. Aamiin
Seiring banyaknya kejadian menimpa dunia ini terkait dengan terorisme. Telinga dan mata ini mendengar dan melihat tak sedikit orang yang mengatakan bahwa Al-Qur'an mengajarkan untuk bunuh diri, untuk melegalkan yang namanya terorisme.
Dan inilah yang ditakutkan bahwa pemahaman sebagian orang salah dalam memahami sebuah ayat atau hadits. Sehingga mudah dimasuki atau dengan mudah menangkap bahwa ayat tersebut benar-benar melegalkan bunuh diri.
Ada beberapa ayat yang dapat kita petik pelajaran di dalamnya, yang pasti banyak dijadikan bahan serangan kepada agama Islam atau bahkan bahan untuk melegalkan bunuh diri itu sendiri.
Allah berfirman dalam Surah Al-Baqarah ayat 54, yang artinya:
"Dan (ingatlah) ketika Musa berkata kepada kaumnya, "Hai Kaumku, sesungguhnya kalian telah menganiaya diri sendiri karena kalian telah menjadikan anak lembu (sesembahan kalian), maka bertobatlah kepada Tuhan yang menjadikan kalian dan bunuhlah diri kalian. Hal itu adalah lebih baik bagi kalian pada sisi Tuhan yang menjadikan kalian; maka Allah akan menerima to-bat kalian. Sesungguhnya Dialah Yang Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang."
Dan dalam Surah An-Nisa ayat 66 - 70, yang artinya:
"Dan sekalipun telah Kami perintahkan kepada mereka, “Bunuhlah dirimu atau keluarlah kamu dari kampung halamanmu,” ternyata mereka tidak akan melakukannya, kecuali sebagian kecil dari mereka. Dan sekiranya mereka benar-benar melaksanakan perintah yang diberikan, niscaya itu lebih baik bagi mereka dan lebih menguatkan (iman mereka). Dan dengan demikian, pasti Kami berikan kepada mereka pahala yang besar dari sisi Kami. Dan pasti Kami tunjukan kepada mereka jalan yang lurus. Dan barangsiapa mentaati Allah dan Rasul (Muhammad), maka mereka itu akan bersama-sama dengan orang yang diberikan nikmat oleh Allah, (yaitu) para nabi, para pecinta kebenaran, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Mereka itulah teman yang sebaik-baiknya.Yang demikian itu adalah karunia dari Allah, dan cukuplah Allah yang Maha Mengetahui."
Dari ayat di ataslah banyak yang mengatakan bahwa islam itu agama teroris. Padahal ini sama sekali tidak benar.
Kalau mau mengkaji lebih dalam dari ayat-ayat di atas jelas disebutkan bahwa dibolehkannya membunuh diri adalah pada masa Nabi Musa, jauh sebelum Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wassalam hadir di tengah umat.
Di dalam Surah An-Nisa ayat 66 pun jika dicari asbabun Nuzul nya jelas bahwa "sekalipun kami perintahkan" adalah bahasa pengandaian dalam masa sekarang, atau pemakaian "jika" dalam saat sekarang. Dan pada kenyataannya adalah Allah tak lagi melegalkan untuk membunuh diri sendiri setelah kedatangan Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam.
Ketika Rasulullah Sallallahu Alaihi Wassalam telah hadir dengan membawa Islam sebagai Rahmatan lil alamin, tak ada lagi pembolehan bunuh diri, seperti tercantum dalam Surah An-Nisa ayat 29 - 30, yang artinya:
"Dan janganlah kamu membunuh dirimu; sesungguhnya Allâh adalah Maha Penyayang kepadamu."
Begitupun disebutkan oleh Rasulullah Shallallahu Alaihi Wassalam dalam Riwayat Bukhari dan Muslim.
Dari Abu Hurairah Radhiyallahu anhu, dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam , Beliau bersabda, “Barangsiapa menjatuhkan dirinya dari sebuah gunung, kemudian membunuh dirinya, maka dia di dalam neraka Jahannam menjatuhkan dirinya dari sebuah gunung, dia tinggal lama dan dijadikan tinggal lama selamanya di dalam neraka Jahannam selama-lamanya. Dan barangsiapa meminum racun kemudian membunuh dirinya, maka racunnya akan berada di tangannya, dia akan meminumnya di dalam neraka Jahannam dia tinggal lama dan dijadikan tinggal lama selamanya di dalam neraka Jahannam selama-lamanya.Dan barangsiapa membunuh dirinya dengan besi, maka besinya akan berada di tangannya, dia akan menikam perutnya di dalam neraka Jahannam, dia tinggal lama dan dijadikan tinggal lama selamanya di dalam neraka Jahannam selama-lamanya”. (HR. Al-Bukhâri dan Muslim; lafazh bagi Al-Bukhâri)
Tidak ada pembenaran dalam Islam Yang telah disempurnakan ini untuk melakukan bunuh diri dalam bentuk apapun.
Kesalahan dalam memahami suatu ayat adalah jalan terburuk untuk ditempuh.
Dan jika terlepas dari syariat, kita larikan ke jalur makrifat, dalam Islam Yang sempurna ini, maka diperbolehkannya "membunuh dirimu" adalah makna bahwa bunuhlah dirimu, bukanlah membunuh dengan sebenarnya atau menghilangkan nyawa dirimu dan orang lain. Karna sejatinya dirimu itu fana, maka bunuhlah dirimu dengan menafikan diri, memfanakan diri, meniadakan diri, maka akan diampuni segala dosa. Manusia, semua makhluk Al-Haq ini fana, karna yang ada hanya Dia Al-Haq.
Manusia adalah Adam yang artinya tiada, lawan dari Wujud yaitu ada yang menjadi milik Allah.
Benar manusia itu melihat, mendengar, berkuasa, berbicara, berkehendak, mengetahui, bahkan hidup.
TAPI sadarkah kita bahwa YANG melihat, YANG mendengar, YANG berkuasa, YANG berbicara, YANG berkehendak, YANG mengetahui, YANG ada hanyalah Allah, hanyalah Al-Haq, tiada Yang lain selain Allah. Hanya kepunyaanNya lah sifat itu. Dan itu sudah kita tauhidkan setiap saat. Laaillaaha Illaallah. Lalu jika kita yang seorang hamba sahaya merasa bahwa kitalah Yang melakukan semuanya, itu adalah sebuah kesalahan.
Secara hukum jelaslah menyalahi dan pelakunya jatuh ke dalam kesyirikan Akbar.
Wallahu A'lam
Semoga kita selalu berada di jalan yang lurus dan selalu dijaga untuk berada di jalan yang benar. Aamiin
Komentar
Posting Komentar