Ketika Hati Terasa Sakit





"Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Yunus : 57)

Ilmu Kedokteran dan Kesehatan mental dalam Al-Qur’an mengemukakan beberapa penyakit mental yang disebabkan oleh seseorang jauh dari al-Qur’ān diantaranya sebagai berikut : Riya’ yaitu bertingkah laku karena motif ingin dipuji atau diperhatikan orang lain, Ḥasad dan dengki atau iri hati, Rakus (berlebih-lebihan dalam makan), Waswas merupakan bisikan hati, akan nafsu dan kelezatan, Ingkar janji, Membicarakan kejelekan orang lain (ghibah), Sangat marah (syiddat al-ghaḍap), Cinta dunia (ḥubb ad- dunya), Cinta harta (ḥubb al-Mal), Kebakhilan (pelit), Cinta pada kedudukan atau pangkat (hubb al-Jah), Kesombongan (kibr) atau bangga (‘ujub). Istilah kebahagiaan, ketentraman, keselamatan, kejayaan, kemakmuran dan kesempurnaan, dalam istilah kesehatan mental tersebut, al-Qur’ān juga terdapat ayat-ayat yang berkaitan dengan uraian definisi kesehatan mental, meliputi hubungan manusia dengan dirinya sendiri, sesama manusia, lingkungan dan Tuhan, yang kesemuanya ditujukan untuk mendapatkan hidup bermakna bahagia dunia dan akhirat (Hawari, D. (1996)).

Ingatlah, bahwa manusia diciptakan sudah sesuai dengan porsinya masing-masing, sudah sesuai dengan tujuan dan sebabnya mengapa ia diturunkan di suatu tempat dan atau keadaan. Allah tidak menciptakan sesuatu dengan kesia-siaan, semua sudah terencana dan tersusun dengan rapi akan bagaimana dan seperti apa. 

Rasa sakit, kecewa, amarah yang kita rasakan adalah akibat dari apa yang telah kita lakukan. Entah ketika kita melakukan suatu kebaikan ataukah sebaliknya, melakukan hal yang buruk. Tidak ada yang kita terima yang terlepas dari apa yang kita perbuat, semua adalah hasil kerja dan usaha kita.

Ketika melakukan kebaikan, akan banyak keburukan yang mengiringi. Karna mereka tidak suka kita melakukan kebaikan yang mendekatkan kita kepada-Nya. Tak sedikit godaan yang akan datang menghampiri, yang sewaktu-waktu bisa membuat kita terjebak dan terperosok jatuh ke dalamnya jika kita lengah. Pun ujian dan godaan tak akan sedikit yang kita rasakan yang akan Allah hadirkan guna menguji keimanan kita, menguji kekuatan hati kita, menguji kesabaran kita, atau bahkan menguji sebatas mana besarnya rasa syukur kita kepada-Nya. Apakah semua benar berasal dari lubuk hati yang terdalam, ataukah hanya dari ucap lisan yang terdengar.

Ketika kita melakukan hal yang buruk, pun tak akan hilang ujian, cobaan, atau bahkan yang jauh mengerikan, adalah datangnya balasan, adzab atas segala perbuatan kita. Akankah datang bantuan itu untuk mengeluarkan dan menyelamatkan kita dari kehancuran, ataukah justru kita akan didiamkan melakukan apapun yang kita sukai, bahkan keburukan sekalipun, karena Allah telah lelah terhadap sikap kita? Atau diberikan rasa sakit, pedih yang tak berujung yang dirasa, karena Allah ingin kita menyadari atas segala salah dan khilaf yang kita telah dan sedang lakukan. Ketika hal yang buruk justru kita anggap baik, waspadalah. Karena pastinya akan lebih banyak keburukan lain yang akan kita lakukan dengan raga kita, atau bahkan dengan raga-raga yang lain yang ada di sekeliling kita.

Allah akan menguji hamba-Nya tidak hanya dengan kebaikan, tetapi juga dengan keburukan sebagai cobaan, untuk melihat siapakah yang bertakwa.

“Kami tidak menjadikan hidup abadi bagi seorang manusia pun sebelum kamu. Maka, jika kamu mati, apakah mereka akan kekal? Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan. Dan hanya kepada Kami-lah kamu dikembalikan." (QS. Al-Anbiyya : 35)

Rasa sakit hatimu tak akan pergi jika kamu hanya diam saja tak melakukan apapun, karena Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum, sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri. Jadi.... Bangkitlah, berjalanlah ke arah yang benar. Ubahlah dirimu untuk lebih baik, paksa dirimu untuk melakukan yang baik sesuai dengan aturan-Nya dan paksakan dirimu untuk mematikan segala keburukan yang menghampirimu, menghancurkan semua virus jahat yang hilir mudik mendekati untuk menggodamu. Paksakan diri untuk selalu berjalan di jalan-Nya. Melakukan banyak kebaikan untuk menghindari hal buruk yang ingin merasuki hati dan isi kepalamu.

Tak akan baik diri jika kita tak menginginkan kebaikan itu sendiri. Walau hanya secuil kecil ada keinginan di hatimu untuk menjadi baik, itu lebih baik dibandingkan diri merasa sudah baik sehingga tak ada lagi keinginan untuk menjadi lebih baik.

Kau tau bukan? Bahwa Allah itu tidak memberikan cobaan diluar batas kemampuan hamba-Nya? Tau artinya apa? Bahwa kita sebenarnya mampu melewatinya, kita bisa keluar dengan baik. Karena susunannya memang dibuat seperti itu. Jadi jangan sampai terlintas di pikiran kita bahwa kitak tidak akan bisa menghadapi atau bahkan mengatasinya. Ubahlah semua itu menjadi sebuah pemikiran, bahwa kita pasti bisa melaluinya, kita bisa mengatasi semuanya dengan baik dan memberikan hasil yang luar biasa atas izin-Nya. 

Tak perlu menjadi orang lain, jadilah diri sendiri.

Tak perlu menjadi apa yang orang minta, jadilah seperti apa yang diminta oleh-Nya. Yang jauh lebih membuatmu merasa puas dan bahagia, walau itu hanyalah sebuah pencapaian yang tak terlihat oleh orang lain.

Tak perlu mengejar pujian dari orang lain, kejarlah ridho-Nya. Dengan sendirinya dunia akan menghampiri, walau manusia itu tak menganggap kamu ada.

Yakinlah pada-Nya.

Kau merasa kecil di hadapan yang lainnya? Tidak masalah, karena memang kita adalah makhluk kecil yang hanya seperti layaknya debu yang beterbangan. Cobalah tengok ke atas ketika sebuah pesawat lewat di atas kepala kita, apakah manusia-manusia yang duduk di dalamnya dapat terlihat oleh pandangan mata kita?  

Merasa kecil karena kita bukan siapa-siapa? Tidak masalah, karena mereka juga bukan siapa-siapa di hadapan-Nya. Kita semua sama, hanya isi hati kita yang membedakan, bukan paras atau rupa. Kita sama-sama layaknya seonggok daging yang berjalan kesana-kemari. 

Harta, tahta, kekayaan, jabatan, untuk apa? Untuk apa jika tidak digunakan untuk berjihad di jalan-Nya? Untuk apa jika hanya digunakan untuk menyakiti saudaranya? Untuk apa jika digunakan untuk dibangga-banggakan di hadapan mereka yang tak sama? Untuk apa? Bukankah percuma punya segalanya jika hanya memberatkan hisab kita kelak di akherat? Jika menghambat jalan kita ke surga-Nya? Untuk apa?

Apa yang seperti itu yang membuat kita merasa sedih, sakit, kecewa, marah?

Bukalah mata dan hatimu, adakah kebaikan yang mereka lakukan dengan apa yang mereka punya? Jika banyak kebaikan itu, maka jadikanlah ia sebagai alat pemacu semangatmu untuk bisa menjadi pribadi yang lebih baik, lebih baik dari dirimu yang telah lalu. Jika lebih banyak keburukan yang mereka lakukan, jadikanlah ia sebagai pelajaran berharga untukmu saat ini dan di masa mendatang untuk tidak melakukan kesalahan-kesalahan yang sama atau bahkan lebih buruk yang bisa menjauhkanmu dari-Nya tanpa kau sadari.

Tarik nafasmu dan hembuskan.

Bangkitlah, angkatlah kepalamu, tegakkan punggungmu dan pandanglah lurus ke depan. Banyak jalan yang Allah siapkan, pilihlah jalan terbaik untukmu yang akan kau jalani dan tapaki setapak demi setapak hingga akhir perjalanan di gerbang tinggi menuju kepada-Nya.

Jangan lupakan satu hal. Bahwa Allah telah berikan tuntunan hidup terbaik dan terlengkap untuk hamba-Nya tanpa kurang sedikitpun. Bacalah, dan temukan jalanmu sendiri.

"Dan Kami turunkan dari Al Quran suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Quran itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian." (QS. Al-Isra' : 82)



Banjarbaru, 28092021

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Jalan SURGA atau NERAKA?

KRITERIA MEMILIH CALON PASANGAN HIDUP SESUAI SYARIAT