Postingan

Kenyataan di Balik Kegalauan dan Keragu-raguan

  Galau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah sibuk beramai-ramai; ramai sekali; kacau tidak karuan (pikiran). Sedangkan ragu adalah dalam keadaan tidak tetap hati (dalam mengambil keputusan, menentukan pilihan, dan sebagainya); bimbang; sangsi (kurang percaya); syak. Dilihat dari arti saja sudah dapat disimpulkan bahwa baik galau maupun ragu diantara keduanya tidak ada yang lebih baik dan tidak ada yang akan membawa kearah kebajikan.  Disaat kita merasa bahwa apa yang kita alami itu adalah keburukan, belum tentu begitu bagi Allah. Dia memutuskan suatu perkara atas hamba-Nya maka Dia pula yang menghadirkan perkara baru untuk kita jalani. Janganlah berpikir bahwa hidup ini terputus karena putusnya suatu perkara, putusnya apa yang kita anggap sebagai penghidupan kita. Ketika dia memutus, pun berarti Dia membuka yang baru, oleh karena perkara sebelumnya tak baik untuk terus kita jalani. Bukalah mata atas limpahan rahmat yang Allah berikan di dunia ini, dan bacalah manakah yang dipilih

Satu Hari Saja

Cukup satu hari saja dalam seminggu untuk meluangkan waktu sekedar berkeliling guna memahami lebih jauh makna hidupmu selama satu minggu ke belakang. Sudahkah kau menjalani hidupmu sesuai dengan tugas dan tanggung jawabmu sebagai hamba Allaah? Atau justru kau berbuat di luar batasmu, atau bahkan yang lebih membahayakan adalah kau menjalani hidupmu tanpa ingat siapa kau sebenarnya karena fokus pada dunia yang ingin kau raih dan melupakan kewajibanmu sebagai hamba Allaah. Luangkanlah waktumu untuk sekedar mengingat-Nya dalam setiap hembusan nafasmu. Berkelilingnya di atas bumi Allaah untuk melihat dan merasakan betapa besar kuasa-Nya, betapa engkau tak ada apa-apanya dibanding dengan-Nya, betapa bodohnya engkau yang melupakan-Nya. Sadarkanlah jiwamu bahwa Dia lah Yang Segalanya, Dia lah yang berhak mendapatkan perhatian lebih darimu, yang berhak menjadi tumpuan dan tujuan hidupmu. Siapa yang menjadikan engkau ada, menjadikan bumi ini terhampar begitu luas, menciptakan langit sebagai naun

Mendekat Kepada Allah adalah Obat

       Mendekat kepada Allah adalah obat dari segala penyakit, menyadarkan diri kembali bahwa tiada daya dan upaya selain hanya Allah. Saat diri kita hanya fokus kepada-Nya, tidak ada yang mampu melalaikan kita dari mengingat-Nya. Entah di saat kita sedang berada dalam keramaian maupun ketika kita bersendirian. Karena sesungguhnya, saat sendiri lah godaan yang datang akan semakin besar dan berlipat. Ketika rasa resah itu melanda, ingatkanlah diri untuk kembali mengingat-Nya, karena hanya dengan mengingat-Nya saja hati akan menjadi tenang kembali. Semua bisa lagi kita kendalikan dengan ketenangan tanpa tergesa-gesa maupun menyelesaikan dengan emosi yang tak berkesudahan.      Allah, tempat menyandarkan segala harap dan keinginan, tempat meminta dan memohon segala bentuk pertolongan. Tiada tempat lain selain hanya kepada-Nya, tiada yang lain yang mampu menyelesaikan dan tiada yang lain yang mampu memberikan solusi yang lebih baik dari solusi yang Allah beri.  Untuk apa meminta kepada yan
Gambar
Pernahkah kamu merasa sendirian? Walau banyak orang di sekelilingmu, tapi kamu merasa sendiri? Seakan tak ada yang peduli padamu, tak ada yang mengerti akan keadaan dirimu. Apapun yang kamu lakukan, seakan tiada artinya bagi mereka? Tak terlihat di mata mereka, dan kamu merasa diabaikan keberadaannya. Pernahkah? Karena aku pernah, dan seringkali aku merasakannya. Aku sendirian disini, walau banyak orang di sekelilingku aku tetap merasa sendiri berteman sepi. Lalu apa yang terjadi? Mulailah aku berbicara dengan diriku sendiri, seakan teman terbaik yang selalu bersamaku adalah diriku sendiri.  Mulailah aku tiada henti berbicara seakan Allah itu ada di hadapanku dan bersama denganku. Aku bercerita atas apapun yang terjadi di hidupku pada-Nya, pada diriku sendiri. Aku tau bahwa tak ada yang tidak Ia ketahui dari hidupku, tapi aku merasa tetap ingin bercerita dan berbicara panjang lebar dengan-Nya. Entah saat aku sendiri ataukah ketika aku berkawan dalam keramaian, aku selalu ingin bercerit

Ketika Hati Terasa Sakit

Gambar
" Hai manusia, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada dan petunjuk serta rahmat bagi orang-orang yang beriman." (QS. Yunus : 57) Ilmu Kedokteran dan Kesehatan mental dalam Al-Qur’an mengemukakan beberapa penyakit mental yang disebabkan oleh seseorang jauh dari al-Qur’ān diantaranya sebagai berikut : Riya’ yaitu bertingkah laku karena motif ingin dipuji atau diperhatikan orang lain, Ḥasad dan dengki atau iri hati, Rakus (berlebih-lebihan dalam makan), Waswas merupakan bisikan hati, akan nafsu dan kelezatan, Ingkar janji, Membicarakan kejelekan orang lain (ghibah), Sangat marah (syiddat al-ghaḍap), Cinta dunia (ḥubb ad- dunya), Cinta harta (ḥubb al-Mal), Kebakhilan (pelit), Cinta pada kedudukan atau pangkat (hubb al-Jah), Kesombongan (kibr) atau bangga (‘ujub). Istilah kebahagiaan, ketentraman, keselamatan, kejayaan, kemakmuran dan kesempurnaan, dalam istilah kesehatan mental tersebut, al-Qur’ān ju

Luruskan Niat

Ikhlas itu menerima semua segala yang diberikan oleh Allah dengan tanpa keluhan. Ikhlas itu, disaat kita beribadah semua diniatkan hanya untuk-Nya, meraih ridho-Nya dan bertujuan untuk kembali kepada-Nya. Tak sadarkah kita, bahwa semua perintah ibadah yang Allah berikan kepada hamba-Nya adalah dengan balasan atau timbal balik yang luar biasa tanpa harus kita memintanya. Misalkan saja untuk yang gemar melakukan amal kebaikan,seperti yang disebutkan dalam HR. Muslim, maka Allah akan melipat gandakan dengan sepuluh kebaikan yang semisal hingga tujuh ratus kali lipat untuk setiap amal kebaikan yang telah dilakukan. Sedangkan untuk yang berpuasa, Allah sendiri yang akan membalasnya, dan kita akan mendapatkan 2 (dua) kebahagiaan yaitu kebahagiaan ketika berbuka dan kebahagiaan ketika berjumpa dengan Rabbnya. Begitupun dengan rezeki, di dalam QS. Saba’ ayat 39 disebutkan bahwa semua Allah yang menjamin. Ketika kita menafkahkan barang apa saja, maka Allah akan menggantinya dan Dia-lah

Hanya Allah dan cukup Allah

Pada zaman sekarang, banyak kita dapati fenomena yang bisa dibilang cukup mencengangkan siapa saja yang paham kaidahnya di dunia ini untuk apa. Benar saja jika dikatakan bahwa dunia ini adalah penjara bagi orang beriman, jadi yang merasa seperti di penjara,, yaa Anda tidaklah salah. Karena sejatinya hidup kita sudah diatur sedemikian rupa dengan segala kebaikan-Nya yang menjaga dan melindungi serta mencukupi segala kebutuhan kita sebagai hamba-Nya, yang terkadang aturan tersebut justru dianggap sebagai bentuk kekangan bagi yang tidak memahami agamanya dengan baik.             Sadarkah kita bahwa Allah tiada menciptakan sesuatu jika tidak ada kebaikan padanya? Allah mengetahui sedang kita tidak. Namun terkadang kita justru mengabaikan itu dan beranggapan bahwa semuanya itu salah, tanpa mau menelisik lagi yang benar itu seperti apa.             Tiada seorang hamba yang hidup selalu dalam gelimpangan kenyamanan. Mungkin iya jika tampak terlihat dalam pandangan mata, namun siapa ta